A Tribute to Dads: Story of Mine

Waktu gue di gereja tadi, gue baru ngeh kalau hari ini Fathers' Day; so, to all fathers, gue mengucapkan selamat hari bapak. Semoga pengalaman jadi bapak menjadi pengalaman yang paling berharga dalam hidup ini; cause i learned from many of my friends, they have testified that being a father is another magical moment in their lives. Makanya, gue berpikir, menjadi seorang bapak adalah bagian dari kenikmatan hidup (tapi gue tetep nggak mau jadi bapak-bapak :D).

Hari ini, Pastor gue memasang sebuah klip yang pernah beliau pasang tahun lalu. Sama seperti tahun lalu, gue juga nangis bombay pas ngeliatnya. Gue nggak tau itu film apa, tapi lagu yang dipasang adalah Dance with My Father. One of my best friends said that dengerin lagu itu, dia jadi inget ayahnya, almarhum, yang walaupun nggak lama membagi hidup dengan dirinya, dan bukan orang yang tajir abis, tapi memberikan impresi yang luar biasa, sehingga dia menjadi berhasil seperti sekarang ini.

Seorang ayah, bagi gue, adalah sumber inspirasi. Walaupun mungkin, it took quite a long time for me to realize, that my father is truly an inspiration. Lucu ya, gue; kelamaan nyadarnya. Kenapa gue bilang begitu, karena Papa gue mengajarkan begitu banyak hal yang sederhana, tapi berguna buat diri gue sendiri.

Ada beberapa momen dan pelajaran yang selalu gue ingat dari Papa gue.


1. Gue inget, waktu kecil dulu, gue selalu diajak ke Mega Mendung, Puncak, untuk berenang di sebuah kolam renang ukuran olimpiade gajah (read: suer gede ama dal
em bener). Sampai hari ini, gue masih terngiang-ngiang dengan rasa bakso yang selalu jadi rikuest gue setelah berhasil berenang bolak-balik.

2. Gue inget, betapa olahraga adalah salah satu hal yang ditanamkan bokap gue dari semenjak gue kecil. Gue belajar renang dari bokap gue; gue belajar tennis, dan akhirnya, gue end up di main basket. Tinggal main bridge aja yang gue belum. Gue inget jogging sore sama bokap gue keliling kompleks rumah yang sekarang ini masih kami tinggali bersama. Gue inget betapa bokap gue selalu mewanti-wanti gue untuk latihan fisik (read: lari pagi), supaya gue nggak megap-megap di tanding basket. Cinta gue sama olahraga pun bertumbuh, sampai sekarang; walaupun nggak mutlak pada olahraga tertentu.

3. Gue inget, betapa bokap gue membesarkan gue untuk selalu berpikir. Mulai dari ngatur uang jajan sampai ngatur waktu. I had to think on my own, developing my reasons to decide. Gue juga belajar untuk membangun argumen, akan segala keinginan gue. Well, indeed, itu kepake' banget sampe' sekarang.


4. Gue inget waktu gue dimarahin habis-habisan sama bokap gue, karena gue nggak ngasih kabar gue ada dimana dan lagi ngapain; maklum, belum jamannya HP. Gue pergi dari rumah jam 7 pagi, karena gue les jam 7.30. Sekolah siang, terus gue nonton basket sampe' kira-kira jam 10 malem. Pulang ke rumah, gue dimarahin habis-habisan. Di situ gue belajar, kalo' mau pergi, BILANG DONG!

5. Gue inget persis waktu dia ngajarin gue gimana caranya saving, 20% of my income. Itu masih berlaku sampai sekarang.

6. Gue inget persis bagaimana perjuangannya melawan penyakitnya, dan traumanya setelah ngendon di rumah sakit 3 bulan, akibat stroke yang dialaminya. Apalagi, waktu itu, gue lagi proses untuk mengikuti ujian komprehensif, satu ujian yang nyebelin (SKS cuman 1, tapi kalo' nggak lulus, sama aja ngulang 1 semester).


7. Gue masih inget sepatu Nike putih-hijau yang dia beli buat gue di Singapur waktu dia travel ke sana pas gue SMP. It was one cute sports shoes, which i couldn't ever forget.

8. Inget semua kartu-kartu dan surat-surat yang beliau kirimkan wakt
u lagi di Belanda. Satu kartu gambarnya bunga mawar merah besar di depan, dan kayaknya gue seneng bener sama kartu itu waktu kecil.

9. Knowledge and understanding, are important for him. Sepertinya, itu juga yang menurun ke gue. Secara dari gue kecil sampe' kuliah, kalo' gue minta beliin buku, he was never mind with that (walaupun kemudian buku-buku itu sempet gue sewain ke temen-temen sekelas gue... hahahahah).

He's now 75 years old. Healthy and aware. Aware akan keadaannya yang menua; yet, he never stop to learn anything. Recently, dia belajar how to use internet. Gue rasa, gue juga sih yang kurang menyisihkan waktu untuk membuat beliau jadi bisa menggunakan internet.

Walaupun mungkin Papa gue rada gaptek, dan suka complain kalo' pake' 'mouse', annoying sometimes with his complaints on how to use mouse, but he's the best daddy ever. Gue tahu, beliau's not perfect; yet i guess, God had made him perfectly to be a perfect father for me :)

Gue belajar dari sermon ini bahwa being a father doesn't always have to give something materially great or 'WOW'. Being a father is simply to always care for their children little things; simple, ordinary and modest things in the lives of their children.
And i guess, gue udah mulai menyadari that my dad's simple ways of raising me and all of my siblings, are the best ways for us to grow.

I hope all of you, fathers, could be a perfect father for your perfect children.

Happy Fathers' Day :)


ime'...

Comments

sahrul said…
happy father day for all fathers in the world...
biar lambat asal selamat... hehehehe

salam kenal ime...
wish to know u from ur writing..
ime' said…
hi Meysha, salam kenal juga :)
senang bisa punya teman baru :)

Popular Posts