Funeral: Ring a Bell?

Hey ho lagi... hehehe... saya memang suka menyapa orang dengan kata 'Heyho'. kayaknya sesuatu banget... *dang!*

Saya juga sekarang lagi mencoba untuk mendisiplin diri dalam hal menulis di blog. Sebenarnya, ide tuh banyak, cuman, jujur aja, kadang saya males banget deh mau nge-blog. Ya mesti cari foto dulu lah, mesti dikasih 'signature' lah itu foto; yang artinya mesti buka photoshop lah, gitu-gitu deh. Padahal, saya sebenarnya nggak punya waktu banyak untuk melakukan segala printilan itu. Tapi, ya, namanya juga latihan yah, jadi, saya harus ngelaku'innya. Hitung-hitung sebagai ajang latihan menulis cepat.
Sekarang, saya mau ngomongin soal Funeral, atau, upacara penguburan. Kenapa sih tiba-tiba saya mau ngomong soal itu? Well, pertama, kita semua pasti akan mati kan? Walaupun kita nggak tau kapan. Jadi, menurut saya, sah-sah saja kalau kita membicarakan tentang upacara penguburan, toh kita akan 'menjalani'nya juga. Kalau mungkin bukan kita dulu, mungkin orang lain, dan dari situ, kita juga jadi bisa lebih mengerti tentang esensi dari penguburan itu sendiri.


Yang kedua adalah beberapa waktu lalu, beberapa kerabat saya (dua sih) baru meninggal. Pertama adalah oom saya, yang adalah adik ipar dari ayah saya. Beliau  meninggal karena kanker hati yang dideritanya. Kedua adalah oma saya. Oma saya ini adalah adik ipar dari almarhum opa saya dari Papa. Atau, tantenya Papa saya. Oma meninggal bukan karena sakit sih, tapi memang karena umurnya yang sudah tua. She died at the age of 96 years old, can you imagine? Papa saya bilang, bahwa sepertinya, gen dari oma saya itu adalah gen kuat. Makanya she survived until 96 years old.

Hal yang paling berkesan dari pemakaman dua orang ini adalah berapa banyak orang yang datang mengunjungi mereka di saat-saat terakhir mereka, berapa banyak orang yang menyaksikan mereka menghembuskan nafas mereka yang terakhir, dan berapa banyak orang yang datang pada saat mereka kemudian dikebumikan. Dari ketiga hal tersebut, i was questioning myself, pada gilirannya saya nanti, siapa kah yang akan ada di dekat saya di ketiga momen tersebut? 

Entah kenapa, saya jadi suka mengunjungi keluarga saya. Saya senang kumpul-kumpul dengan saudara-saudara saya, walaupun bisa dibilang, saya itu 180 derajat bedanya dengan mereka. Tapi, saya senang dengan pemikiran bahwa 'Family is the only place in which our membership will never be expired', yang diberikan oleh Pastor saya beberapa waktu yang lalu. Dan saya juga menyadari, at the end of the time, mereka lah yang saya harapkan untuk berada di sekeliling saya, pada saat saya harus menghadapi waktu saya.

Pemikiran tersebut juga menuntun saya pada pemikiran lainnya, apa saja yang sudah saya lakukan di dunia ini? Berapa banyak orang yang telah saya pengaruhi dengan positif? Berapa banyak orang yang telah terinspirasi karena saya? Sometimes, i want to hear it now, dan bukan nanti pada saat saya sudah tidak bernafas. It's good to know the influence you've spread when you're still alive. 

Anyway, posting saya kali ini cuman melontarkan pertanyaan, pada saat waktu kita sampai nanti, apa sih yang anda ingin 'lihat'? Berapa banyak orang yang akan menghadiri penguburan anda, karena mereka merasa terinspirasi oleh anda?

I think, that's a good question, for all of us to think about.

Have a great and blessed life!

ime'...

Comments

molen said…
melalui perpisahan (sy ga bilang kematian ya...), kita dapat melihat pendapat orang lain tentang diri kita. Apakah kita dibutuhkan atau tidak oleh orang2 disekeliling kita? apakah kita dirindui oleh orang2 yang kita tinggalkan? well.. jadilah orang yg sellau dirindui oleh teman2 kita... good post...


lanjutkan !!!

Popular Posts