My story of 'support system'...

Heyho!!

Akhirnya gue memutuskan untuk duduk dan diam, untuk menulis blog. Sebenarnya udah lama gue mau niatin nulis di blog. Tapi, tau nggak sih? Kadang kita terlalu terpaku dengan estetika menulis blog; kudu ada gambarnya misalnya. Bener sih, tapi di kasus gue, mikirin estetika terlalu banyak berdampak pada, gue nggak nulis-nulis blog. Oyoy deh...

Anyway...

Kali ini gue mau cerita tentang salah satu pengalaman gue dalam seminggu terakhir.

Oh iya, gue baru pindah kerja, udah mau sebulan. Kenapa gue pindah kerja, salah satu alasannya adalah karena sudah terlalu lama di tempat yang lama, dan gue sangat menginginkan perubahan. Jadi, gue memberanikan diri untuk keluar dari comfort zone gue, dan voila... akhirnya gue pindah juga. Pindah kerja itu bukan suatu keputusan yang mudah. Gue harus berpikir sangat lama, sebelum akhirnya gue memutuskan. 

Nah, di tempat baru ini, gue ketemu sama orang-orang ajaib, yang gue baru tau kalo mereka exist hahahah.... I learn a lot, walaupun belum sebulan gue kerja di tempat baru ini. Banyaknya sih ketawa-ketawa ya, tapi gue jadi senang juga. Setelah gue bekerja hampir bertahun-tahun lamanya sendirian, sekarang gue punya orang-orang yang gue bisa ketawa with, dengerin kekesalan mereka yang dibuat lawakan, dan setiap hari, yang ada gue ketawa terus. Gue nggak bisa bohong, ternyata gue lebih suka kalo bisa bersinergi dengan orang lain. Mungkin karena gue main basket dari SD, yang mengajarkan gue untuk kerja tim. Nggak ada senioritas, yang ada adalah tim; berapa pun gap umur kita. I can go fast by myself, but I can only go far together; konon, katanya African proverb.

Salah satu teman baru gue, beberapa hari yang lalu mendadak menyodorkan gue kertas dan bilang begini, "Bayangkan elo ada di laut luas, sendirian, di tengah sampan. Gambarkan 3 item yang elo perlukan, selama ada di posisi itu. Oh iya, gak ada pakaian juga." Jadi, gue gambar lah. Kira-kira gambarnya seperti yang di bawah ini.


Pemikiran gue padahal sederhana banget waktu ngegambar ini. Jelas gue takut hiu, jadi gue gak mau berenang. Itu udah pasti. Kedua, gue gak mau kedinginan. Tadinya gue gambar baju, tapi gue ganti jadi selimut. Selimut itu kan anget banget. Lagian, gue gak perlu terlalu gimana banget kalo gue ada di kondisi kayak begitu. Ketiga, gue jelas banget harus minum banyak supaya gak cranky, jadi gue kudu air minum yang banyak. Dan yang keempat, karena gue gak mau berenang, jadi gue pengen ada pistol SOS yang pelurunya gak pernah habis, supaya gue bisa memanggil siapa aja.

For me, semuanya itu logis banget and so real. Gambar gue, kalau dilihat dari sisi persyaratan, sebenarnya amat sangat menyalahi persyaratan. Lah, yang diminta 3, tapi gue gambar air galon yang segambreng-gambreng, dengan tutup berbentuk kayak cangkir. Menyalahi banget deh pokoknya. Tapi ketika temen gue ngasih tau gue, apa arti dari gambar gue itu, gue kaget sekaget-kagetnya. Dia bukannya protes karena gue gambar tidak sesuai dengan persyaratan yang dia bilang di awal (padahal dia tukang protes), tapi dia malah ketawa.

Dia bilang, menarik banget bahwa gue nggak terpikir untuk menggunakan kekuatan sendiri untuk keluar dari sampan itu. Sampan itu diibaratkan sebagai my own problem atau challenges atau apa pun juga. Gambar gue menunjukkan bahwa, gue akan tetap ada di dalam problem gue itu, dan tidak akan mengandalkan kekuatan gue sendiri untuk keluar dari problem gue. Dia bilang, gambar gue menunjukkan bahwa gue punya support system yang kuat banget. Gue tanya lah, maksudnya support system itu apa? Dia bilang ya friends, keluarga, and those related. Then I was silent. I felt something hit me hard. Entah karena gue kurang menyadarinya, thus, gue jadi tidak mensyukurinya.

Gue merasa bahwa saat ini gue nggak berada pada kondisi terbaik gue. Gue mungkin berada di masa yang paling nggak enak dalam hidup gue, yang harus gue jalani. Gue dikritisi dari cara gue memilih teman. Gue sampai gak ngerti, kenapa ada yang bisa terpukul hanya karena gue merasa gue gak cocok berteman dengan satu orang. Kenapa gue jadi pihak yang disalahkan, ketika gue harus menyaring teman-teman gue? Emangnya gue punya apa gitu ya? I'm only a celebrity in my own life.

Ketika gue mulai memasuki masa-masa gak enak ini, tiba-tiba one totally stranger (at least for me), oh 2 bahkan, told me that they support me in everything I decided. Even strangers were sent only to tell me that they support me? Gue kayak bingung, kenapa ada begitu banyak orang-orang yang support gue, tanpa gue pernah tau bahwa orang-orang seperti ini beneran exist. You'll never know how loved you are, until you fall in the deepest valley of life.

Gue sering banget bertanya sama Tuhan, where did I go wrong, etc. Tapi, sekarang gue sadar, bahwa ada keadaan-keadaan yang mungkin sangat nggak enak buat kita, tapi sengaja diadakan, supaya kita punya perspektif yang berbeda. Just when you think that no one is there for you, Tuhan itu selalu akan meyakinkan elo, betapa elo itu sangat disayang, by sending more people for you. He's also there for you, but you just have to believe that He's there.

Menurut gue, support system gue yang terkuat adalah Tuhan sendiri. Despite of gue sering banget lalai melakukan hal-hal yang rohani, tapi gue yakin banget kalau Tuhan selalu ada buat gue. He's basically my best and coolest Friend. Banyak banget yang gue bisa testify tentang kebaikan Tuhan, dalam kehidupan gue sehari-hari. Hal pertama yang diberikan Tuhan ke gue adalah waktu. Kedua, yang Dia berikan adalah kemampuan untuk mengampuni orang lain. Hal ketiga yang Dia berikan ke gue adalah memberikan gue lingkungan yang jauh dari negativitas, mengijinkan gue untuk berpikir lebih jernih. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Salah satu support system gue juga gerombolan hari Rabu malam yang hobinya nongkrong, berbagi cerita, dan ketawa-ketawa di satu bilangan kawasan Serpong. Mungkin gak banyak jumlahnya, tapi bagi gue, mereka adalah one of my best support system ever. Keluarga gue juga lucu-lucu kok. Hal yang kemudian gue sadari setelah statement temen gue itu adalah kebaikan Tuhan yang terbesar setelah pengorbananNya buat gue adalah dengan menghadirkan dan membuat gue menyadari tentang keberadaan orang-orang yang lucu-lucu ini di dalam hidup gue. 

Gue gak pernah tau kenapa support system gue bisa sekuat ini. I'm just trying to be myself, be vulnerable in front of my trust ones, dan live my life gratefully. Karena gue nggak tau apa lagi yang bisa gue buat. Gue lelah menjadi orang lain, gue lelah menjadi sok kuat, dan gue lelah hidup terus menerus mengeluh. Menurut gue, support system akan terbentuk dengan kuat ketika kita menyadari dan memutuskan untuk nggak ja'im, dan menjadi diri kita sendiri.

Gue berharap kita semua menyadari, bahwa kita adalah mahluk sosial, yang perlu orang lain. Tapi kita juga mahluk yang diciptakan oleh Pribadi yang jauh lebih besar daripada kita. Gue rasa, hanya dari situlah kita bisa membangun support system kita, hingga menjadi kuat. If there's one thing that I can brag of, I'm pretty sure that is the foundation of my support system, my best and coolest Friend; God.

Have a great life!

ime'...


Comments

Popular Posts