Insecurity dan segala ketidakpentingannya...

Mungkin kalau misalnya melihat judul dari postingan ini, kesannya bakal serius banget. Well, memang serius sih. Gue juga nggak ngerti kenapa akhir-akhir ini gue terus menerus belajar soal insecurity, dan kali ini, gue akhirnya bisa mengetahui kebenaran dari pernyataan seorang bijak, yang bilang bahwa 'what you understand, cannot be taken away from you'

Beberapa waktu lalu, kantor gue buat sesi tentang knowledge management. Paska sharing yang waktu itu dilakukan di kantor gue tentang knowledge management, gue jadi mengerti maksudnya sang orang bijak tersebut. 

Knowledge management sharing yang sebenarnya dibagikan waktu itu dibuka dengan membedakan tentang knowledge atau pengetahuan. Jadi, pengetahuan itu terbagi atas 2: explicit knowledge dan tacit knowledge. Explicit knowledge itu adalah hal-hal yang bisa diekspresikan dengan mudah, apakah itu dalam bentuk tulisan, video, atau apa pun yang lainnya. Tapi beda banget dengan tacit knowledge. Tacit knowledge ini adalah seluruh knowledge yang tidak terlihat, dan pada umumnya embedded di satu orang saja. Seringkali tacit knowledge ini diterjemahkan sebagai wisdom

Kalau digambarkan, knowledge ini ibarat iceberg, di mana explicit knowledge adalah sesuatu yang kita lihat di atasnya, sedangkan tacit knowledge adalah segala sesuatu yang ada di bawah. Umumnya yang di bawah ini lebih besar, dan lebih dahsyat. Pernah nonton Titanic kan? Nah, dia nabrak yang di atas, walaupun itu iceberg-nya kecil. Tapi dia nyangkut dan kerusakan kapal jadi luar biasa besar, karena apa yang ada di bawahnya. 

Tacit knowledge ini yang menurut gue serupa dengan apa yang dikatakan oleh sang orang bijak di atas, "What you understand, cannot be taken away from you."


Gambaran umum dari knowledge: explicit knowledge dan tacit knowledge

Gambaran ini sebenarnya ingin berkata bahwa, mau segimana pun kita mencoba untuk mengekspresikan pengetahuan kita, pada akhirnya, hanya kita yang tahu bagaimana caranya. It's pretty much the same dengan franchising. Kadang-kadang walaupun sudah dikasih tau resepnya, masakan A belum tentu rasanya sama dengan masakan B. Untuk beberapa kasus, bahkan design dan material dari peralatannya juga 'dijual' sebagai paket untuk franchise. Bahkan bumbu, kadang-kadang harus 'diimpor'. And you know what? People are desperately wanted to get that knowledge out of you, so they're willing to pay you high.

What works for me, doesn't work with others
Gue adalah orang yang paling membenci menghafal; tapi gue orang yang very good in conceptual thinking. Jadi, sekali gue understand the concept, I can remember anything in my own way. Nggak jarang juga, gue bisa menurunkan itu menjadi detail things. Gue juga baru menyadari tentang hal ini kayaknya pas tingkat 3 kuliah, dan gue sangat menyesali kenapa gue menyadarinya belakangan. 

Waktu SMP, pas ulangan fisika di kelas 3, ada masa-masa di mana gue sama sekali nggak belajar. Jadi gue nggak ngafalin rumus-rumus fisika itu. Tapi gue ingat satuan; yang ternyata juga dipelajari di kuliah. Gue hafal kalau Watt itu adalah Joule per detik, dan gue hafal kalau Joule itu adalah satuan gaya untuk memindahkan suatu barang di setiap jaraknya (walaupun pas gue nulis ini, gue harus google lagi apa yang namanya Joule). Tapi bagi gue, itu adalah konsep, yang menurut gue, konsep itu jauh lebih menarik daripada going into detail. Itu sebabnya, semenjak SMP, gue punya record yang cukup baik untuk hal-hal yang gue pahami konsepnya. 

But you know, what works for me, doesn't work with others

Ketika gue mempelajari soal tacit knowledge ini, gue jadi mengerti bahwa masing-masing kita punya cara kita sendiri untuk mendapatkan tacit knowledge. Kalau bahasa rohani-nya, mungkin ini yang disebut dengan rhema, suatu pengertian yang customized khusus buat elo, dan berlaku hanya untuk elo. Satu ayat bisa dibaca oleh lima orang yang berbeda, yang nggak kenal satu sama lain, namun bisa memiliki arti yang sama dalamnya, bagi masing-masing orang tersebut. Karena ketika ayat itu dibaca, kebutuhan mereka memang berbeda-beda. 

Mempelajari tacit knowledge membuat gue mengerti, bahwa semua orang di dunia ini sama pintarnya, tapi di area yang berbeda-beda, dan juga punya perspektif yang berbeda-beda. Adalah baik untuk kita semua exchange the knowledge to enrich us more, rather than comparing atau bahkan menuding siapa yang benar dan siapa yang salah. Ini, menurut gue, adalah konsep dasar dari security: bahwa masing-masing kita punya pengertian yang berbeda-beda akan sesuatu, dan pengertian itu tidak akan pernah bisa diambil dari kita. Pengertian itu juga yang membuat kita unik. Bukan berarti kita nggak perlu orang lain, lho, tapi sama seperti sapu lidi, kalau satu mudah dipatahkan, tapi kalau banyak lebih sulit dipatahkan.

However, yang gue temukan adalah bukannya kita memahami kekuatan kita masing-masing, yang ada kita malah membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, sehingga membuat diri kita semakin kecil. Apalagi pakai kata-kata kayak gini, "Apalah gue ya, dibandingkan sama dia...", dan berujung pada ngumpet di pojokan, merasa sangat tidak berdaya. 

Rumput tetangga lebih hijau: are you sure?
Ada kalimat yang bilang bahwa, "Memang ya, rumput tetangga itu memang lebih hijau." Salah satu orang bijak yang gue tahu, pernah bilang gini juga, "Rumput tetangga itu bisa lebih hijau, karena mereka pelihara. Kalau kamu dikasih rumput tetangga pun, ya kamu juga harus memelihara rumput itu, kalau nggak, mereka nggak akan hijau lagi." Makes sense kan? Kalau misalnya begitu, ngapain membandingkan rumput kamu sama rumput tetangga? Selama kamu nggak bisa pelihara rumput, untuk selamanya rumput tetangga akan lebih hijau.

Gue sering banget dibandingin whether I like it or not. Gue pernah dibandingin sama kakak gue yang diatas gue sama bokap gue, padahal, our paths are way different. Ada juga yang mungkin membandingkan elo dengan tujuan untuk memotivasi elo, tapi kalian percaya gak, gue pernah marah sama salah satu former boss gue, karena dia membandingkan gue dengan staff yang lain. Gue hanya bilang, don't compare me with others. If you want to motivate me, comparing me with others is not the way. 

Gue percaya bahwa masing-masing kita punya tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pernah dengar kata 'passion' yang sempat membahana itu? That's your task and your responsibility in this world. To nurture it and to develop it. Jadi, kenapa harus mengeluhkan rumput tetangga lebih hijau? Your passion is your rumput. Belum tentu rumput tetangga itu jadi passion elo kan?

Sampai dengan hari ini, gue nggak ngerti kenapa kita harus membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. What's in it for us

Pernah ada kisah seorang raja bernama Saul. Dia juga seorang pemimpin perang, mengalahkan begitu banyak orang dan bangsa juga. Di jaman yang sama, hidup seseorang yang bernama Daud, yang awalnya adalah seorang gembala domba, namun karena dia mengalahkan lawan yang raksasa hanya dengan sebuah ketapel, dia jadi pahlawan baru. Saul sebenarnya lebih berpengalaman dari Daud. Tapi hanya karena perkataan segerombolan perempuan yang membanding-bandingkan keduanya, mengatakan bahwa Daud lebih banyak mengalahkan lawan daripada Saul, maka Saul kemudian jadi benci luar biasa pada Daud. Semenjak itu, ke mana pun Saul pergi, dia bawa tombak. 

Kalau kita insecure, kita bisa jadi seperti Saul, bawa 'tombak' kemana-mana, as if bilang, "Lu sebut nama itu lagi (orang yang kalian insecure with), ini tombak melayang ke jidat lu..." di saat sebenarnya masih banyak hal yang harus kita kerjakan untuk berkarya. 

Gue selalu teringat dengan perumpamaan cicak. Cicak itu hanya tau bahwa dia harus mengejar nyamuk. Nyamuk adalah passion-nya. Tapi tahukah kemana cicak itu kemudian pergi? Cicak itu bisa masuk ke Istana raja, hanya karena mengejar nyamuk. Itu artinya, the more busy you are with yourself and your passion, it will lead you to places yang kalian nggak pernah bayangkan sebelumnya. 

My point is, ada hal-hal di dalam diri kita yang cuman kita yang punya dan tahu, plus Tuhan juga sih; wong Dia yang nyiptain kita. Tapi, FYI, Tuhan bukan penjiplak, Dia buat masing-masing kita itu unik banget. Dia memberikan kepada kita berjuta-juta contoh kehidupan, yang seharusnya nggak luput dari kita. Cicak lah, semut lah, banyak deh, simply untuk bilang ke kita, bahwa kita ini luar biasa unik, so don't die as a copy

You are more than you think you are. So, let go semua insecurity dan segala ketidakpentingannya. Itu nggak bagus buat kesehatan kamu. Ingat, your passion is your rumput. Work on it so it will grow greener than tetangga's.

ime'...

Comments

Popular Posts