The Devil Wears Prada
Udah nonton film yang satu ini? Gue sih baru nonton (telat banget yak). Tadinya sih gue males banget mau nonton, soalnya gue nggak tau mau nonton sama siapa. Eh ternyata, gue end up nonton berlima sama temen-temen gue yang tidak terduga. Kekekeke...
The devil wears Prada cerita tentang seseorang yang namanya Andrea, yang adalah seorang jurnalis, yang kemudian nyungsep di sebuah fashion consultant (atau magazine?) jadi second assistant-nya salah seorang tokoh fashion terkenal, Miranda Priestley (or something like that).
Andrea bukanlah seseorang yang gila fashion, dia biasa banget, sampai suatu hari, dia totally changed dengan bantuan Nigel, temen di satu office-nya, fashion advisor I might say. Seperti yang udah gue duga, biasanya, orang yang keliatan 'biasa' itu, kalo' udah dibentuk dikit aja penampilannya, turn out as someone beautiful and charming; so does Andrea.
So, Andrea turned out to be a beautiful women, yang ngebuat Nate, cowoknya, juga jadi seneng.
Perubahan penampilan Andrea ngebuat Miranda agak sedikit 'melihat' padanya. Hingga suatu hari, Miranda minta Andrea ke rumahnya untuk nganterin buku Runway, yang isinya komentar-komentar dia untuk fashion-fashion yang di-propose ke dia (whether itu layak untuk dipublish ato' nggak, something like that).
Waktu si Andrea ini ke rumah Miranda, she did a bit mistake. Seharusnya Andrea nggak boleh terlihat sama yang punya rumah, tapi, dia ketahuan sama anak kembarnya Miranda, yang (akhirnya) ketahuan juga sama Miranda.
Well, Miranda digambarkan sebagai figur ‘ 'devil' berdarah dingin. No comment, cuman tatapan sinis yang ngebuat semua (semua???) orang jadi membeku dan membiru (apa sih????). So, bisa kebayang kan? Gimana kalo’ dia udah mulai ‘melirik’ elo?
So then, Andrea went home, ketakutan. The next morning, Miranda ngasih Andrea tugas yang agak kacau. Andrea harus bisa ngasih anak kembarnya Miranda, copy buku Harry Potter yang masih belum di-publish dan harus bisa diserahkan ke anak kembarnya hari itu juga jam 3 sore, karena jam 4 sore, anak kembarnya Miranda bakalan pergi sama neneknya.
Gelo suparelo...
Akhirnya, dengan kekuatan yang namanya 'Networking', Andrea got two copies of it.
Gile yeee...
Since then, Andrea selalu dipercaya sama Miranda as her assistant, leaving Emily, Miranda’s first assistant behind. Andrea got the privilege to visit Paris (harusnya Emily yang pergi, tapi Miranda pilih Andrea), etc. dan finally got to know Miranda a bit better. But tentu saja hal ini meminta sesuatu yang lain dari Andrea, her boyfriend and her close friends. Andrea juga putus sama Nate before she went to Paris.
Kisah ini berakhir dengan permainan 'politik' yang intriknya sangat menyebalkan, karena terkesan pren makan pren. Something like that. Karena 'politik' ini juga, Andrea decided to leave her job and running after for her dream, to become a descent journalist. Yup, she's leaving all those expensive clothes.
Gue belajar dari film ini tentang the power of excellence. Kalo' disini mungkin, Andrea did her best (sampe' pusing dan lain sebagainya) karena dia takut getting fired, takut dipecat. Well, nggak ada yang salah memang dengan hal itu. Cuman, yang gue salut adalah spirit of excellent-nya. Kalo' kita ngelaku'in sesuatu dengan excellent for something that we like best, itu biasa banget. Tapi, kalo' lo bisa ngelaku'in sesuatu yang excellent buat sesuatu yang lo nggak suka, mmmm… gimana yah? Boro-boro kali, gue mungkin udah ngeluh terus :D
Anyway, Andrea did great, dia berani berubah. Wearing those damn high heels padahal sebenarnya dia nggak comfort with it . Gile, kalo' gue??? Gue sih nggak bakalan apply ke fashion consultant kalo' kayak gitu.
Gue akhir-akhir ini selalu diajar'in tentang yang namanya how to become excellent and things like that. Becoming one is quite difficult since you don't have any references for that. Tapi Andrea, walaupun dia setengah mati ngerja'in kerjaannya, yet orang melihat dia sebagai seorang yang excellent.
Ini ngebuat gue berpikir, to be excellent doesn’t really need any standard. To become excellent is basically doing your best in every single thing you do until you’ve lost your breath (too exaggerating or not?).
Well, at the end of the movie, posisi Andrea sudah digantikan dengan another perempuan 'biasa'. Yet, Emily (rivalnya) udah nggak sinis lagi sama orang baru itu. Emily bilang sama dia, "...You have great potentials in you..."
When you do every single thing the best as you can, you can do lots of things that are seems difficult to be changed. Salah satunya adalah, merubah cara berpikir orang; seperti Andrea 'merubah' cara berpikir Emily. And one more thing, there is nothing impossible, since impossible is simply nothing ;)
Have a great day :)
PS: sorry, udah lama gak update :D
ime’...
The devil wears Prada cerita tentang seseorang yang namanya Andrea, yang adalah seorang jurnalis, yang kemudian nyungsep di sebuah fashion consultant (atau magazine?) jadi second assistant-nya salah seorang tokoh fashion terkenal, Miranda Priestley (or something like that).
Andrea bukanlah seseorang yang gila fashion, dia biasa banget, sampai suatu hari, dia totally changed dengan bantuan Nigel, temen di satu office-nya, fashion advisor I might say. Seperti yang udah gue duga, biasanya, orang yang keliatan 'biasa' itu, kalo' udah dibentuk dikit aja penampilannya, turn out as someone beautiful and charming; so does Andrea.
So, Andrea turned out to be a beautiful women, yang ngebuat Nate, cowoknya, juga jadi seneng.
Perubahan penampilan Andrea ngebuat Miranda agak sedikit 'melihat' padanya. Hingga suatu hari, Miranda minta Andrea ke rumahnya untuk nganterin buku Runway, yang isinya komentar-komentar dia untuk fashion-fashion yang di-propose ke dia (whether itu layak untuk dipublish ato' nggak, something like that).
Waktu si Andrea ini ke rumah Miranda, she did a bit mistake. Seharusnya Andrea nggak boleh terlihat sama yang punya rumah, tapi, dia ketahuan sama anak kembarnya Miranda, yang (akhirnya) ketahuan juga sama Miranda.
Well, Miranda digambarkan sebagai figur ‘ 'devil' berdarah dingin. No comment, cuman tatapan sinis yang ngebuat semua (semua???) orang jadi membeku dan membiru (apa sih????). So, bisa kebayang kan? Gimana kalo’ dia udah mulai ‘melirik’ elo?
So then, Andrea went home, ketakutan. The next morning, Miranda ngasih Andrea tugas yang agak kacau. Andrea harus bisa ngasih anak kembarnya Miranda, copy buku Harry Potter yang masih belum di-publish dan harus bisa diserahkan ke anak kembarnya hari itu juga jam 3 sore, karena jam 4 sore, anak kembarnya Miranda bakalan pergi sama neneknya.
Gelo suparelo...
Akhirnya, dengan kekuatan yang namanya 'Networking', Andrea got two copies of it.
Gile yeee...
Since then, Andrea selalu dipercaya sama Miranda as her assistant, leaving Emily, Miranda’s first assistant behind. Andrea got the privilege to visit Paris (harusnya Emily yang pergi, tapi Miranda pilih Andrea), etc. dan finally got to know Miranda a bit better. But tentu saja hal ini meminta sesuatu yang lain dari Andrea, her boyfriend and her close friends. Andrea juga putus sama Nate before she went to Paris.
Kisah ini berakhir dengan permainan 'politik' yang intriknya sangat menyebalkan, karena terkesan pren makan pren. Something like that. Karena 'politik' ini juga, Andrea decided to leave her job and running after for her dream, to become a descent journalist. Yup, she's leaving all those expensive clothes.
Gue belajar dari film ini tentang the power of excellence. Kalo' disini mungkin, Andrea did her best (sampe' pusing dan lain sebagainya) karena dia takut getting fired, takut dipecat. Well, nggak ada yang salah memang dengan hal itu. Cuman, yang gue salut adalah spirit of excellent-nya. Kalo' kita ngelaku'in sesuatu dengan excellent for something that we like best, itu biasa banget. Tapi, kalo' lo bisa ngelaku'in sesuatu yang excellent buat sesuatu yang lo nggak suka, mmmm… gimana yah? Boro-boro kali, gue mungkin udah ngeluh terus :D
Anyway, Andrea did great, dia berani berubah. Wearing those damn high heels padahal sebenarnya dia nggak comfort with it . Gile, kalo' gue??? Gue sih nggak bakalan apply ke fashion consultant kalo' kayak gitu.
Gue akhir-akhir ini selalu diajar'in tentang yang namanya how to become excellent and things like that. Becoming one is quite difficult since you don't have any references for that. Tapi Andrea, walaupun dia setengah mati ngerja'in kerjaannya, yet orang melihat dia sebagai seorang yang excellent.
Ini ngebuat gue berpikir, to be excellent doesn’t really need any standard. To become excellent is basically doing your best in every single thing you do until you’ve lost your breath (too exaggerating or not?).
Well, at the end of the movie, posisi Andrea sudah digantikan dengan another perempuan 'biasa'. Yet, Emily (rivalnya) udah nggak sinis lagi sama orang baru itu. Emily bilang sama dia, "...You have great potentials in you..."
When you do every single thing the best as you can, you can do lots of things that are seems difficult to be changed. Salah satunya adalah, merubah cara berpikir orang; seperti Andrea 'merubah' cara berpikir Emily. And one more thing, there is nothing impossible, since impossible is simply nothing ;)
Have a great day :)
PS: sorry, udah lama gak update :D
ime’...
Comments
me didieu lelet deh, belum turun tuh si devil, cuma males didubbing, ada sih yang bhs inggris tapi bentar banget edarnya
ato' lo beli dvd-nya aja P :P ato' lo nonton di belanda aja :D sekalian jalan-jalan :P
yg jlas gw terpesona ama baju2nya andrea waktu dia berubah! ahahaha...
ituh hanya trik make up ajah ato emang akhirnya si anne hatheway jd agak kurusan ya di akhir crita?
baca chicklitnya ga? pengen tau, film sama bukunya jauh ga melesetnya.
Pa kabar dirimu seeh?