Failure(s)

Have you guys been in a failure?

Or is it just me?


Gue baru aja mendapatkan berita yang bagi gue, sangat buruk. Tulisan gue nggak good enough untuk dipublish. Padahal, gue yakin banget, dengan seluruh bahan yang udah gue kumpulin dengan ngebut sengebut-ngebutnya, adalah tulisan terbaik yang pernah gue tulis (well, nggak juga sih... ada yang lebih baik lagi, i know).

Tahu juga kah kalian? Sebelumnya, aplikasi magang gue juga ditolak oleh sebuah jaringan yang dari pertama gue tau, gue udah tergila-gila, dan terlintas di kepala gue, bahwa gue akan fully submitted ke jaringan ini? Tahu juga kah kalian, berapa aplikasi summer school yang udah gue masukin, tapi gagal?
Aplikasi PhD?

Damn!

Gue juga pernah ngalamin sih, ngirim aplikasi kerjaan ke beberapa perusahaan ternama, salah satunya malah impian gue to be there, dan semuanya gagal. You know how it hurts? To face the time you failed? It so damn hurts!


Dulu, waktu gue SMP, gue inget banget, gue mimpi sebuah piala bergilir turnamen basket akan jatuh ke tangan SMP gue for good. Because at that time, piala bergilir itu udah ngendon di SMP gue selama 2 tahun. Tinggal 1 tahun lagi for us untuk dapet piala itu. Tau piala itu jatuh ke tangan siapa? Ke tangan tim yang di turnamen sebelumnya, kita kalahin. You know how hurt it was for me? It hurts so damn hard; painly!


Begitu juga di SMA. I felt like our school was one of the best three in Jakarta! Tapi tau nggak, waktu gue kelas 2, ada sebuah SMA yang tiba-tiba melesat naik, lantaran emang itu sekolah atlit. But do you know how hurt i was? SO DAMN HURT!


Mengalami semua kegagalan di atas ngebuat gue jadi ngerti; there are times buat kita untuk mengalami kekalahan, tapi ada juga masa-masa dimana kita menang. It's just a matter how do we respond to it. Bedanya kegagalan gue yang dulu sama sekarang adalah dulu gue punya temen-temen tim basket gue yang merasakan hal yang sama. Ngambek sama pelatih sama-sama, nangis-nangis bareng waktu latihan fisik naik tangga dari lantai 1 sampe' lantai 3 dengan tinggi anak tangga setinggi beruang berdiri (i know, lebay.com), menang bareng, makan bareng, gendut bareng, kurus bareng, latihan bareng, dimarahin bareng, disuruh handstand bareng (pelatih yang mana tuh yang inisiatif ngajarin kita semua handstand?), semua bareng.

But today? I have to face my failures, all by myself. Something that i'm not trained to do it.

Sempet sih, gue cerita ke bos gue, dan dia cuman bilang, "Ya udah, gak pa-pa." Tapi kan sebel! Coba lihat deh prosesnya! How i wanted those things so very much. I'm used to work in a team. Gue bisa maju sendirian, but i always look back to my team; are they there for me? Sama aja kayak main basket. Nggak selamanya gue ngendon di 'atas', kadang gue terobos sendiri masuk ke dalam. Tapi, keberanian itu ada, karena gue tau, my teammates were there for me to give the support and when i failed to score, they're there to do the emmergency defence.


Gue juga pernah main tennis, single. Kalah terus juga. But i have my family back then, and my coach. That when i lost, they were there for me to ease me up.


I came to conclusion that, whenever you're failed, make sure that you have one best friend around you. A very good friend who knows you inside-out. That, i learn. And in this era of life, i learn to have God as my friend. Someone i can talk to, someone i truly rely on, and someone who motivates me to move forward by bouncing back.

Now, i have another 'friend' to keep me going, my dreams.


Peter Daniels said, "Learn to lean on your dreams in times of failures..." Cause when you're dreaming, you are actually setting your whole body to achieve and accomplish your dreams; both to deal with the failures and the winning moments.


Nggak gampang. Apalagi buat gue. But learning, is the most magical experience ever in life, yang cuman bisa kita dapatkan dari kegagalan kita. I have a friend who couldn't go through her test for public university, but she survived and became one good researcher. Michael Jordan faced difficult moments too in his life, pursuing his passions, then becoming the best basketball player ever.

We've failed once or twice, but we shouldn't make the failures hindered us from achieving our dreams or to fulfil our calls to meet in this world.


Dan jujur aja, sebenarnya semua kata-kata encouragement di atas, saya buat untuk menguatkan diri saya sendiri, yang udah merasa nggak kuat menghadapi semua failures ini lagi. Sayangnya, saya nggak tau gimana caranya untuk overcome failures saya yang udah lewat, kecuali deal with it and move on.

Sometimes, our best is just not good enough...

ime'...

gambar diambil dari sini

Comments

Popular Posts