Busan: Keindahan dan Kemegahan Pesisir
Oktober 2019 merupakan kali kedua gue ke Busan. Pertama kali gue ke Busan bulan Maret 2019, dan gue langsung berpikir bahwa gue harus kembali lagi. Ada tempat-tempat menarik yang harus gue kunjungi, gue pikir. Bahkan setelah gue kembali mengunjungi Busan, gue berniat untuk kembali lagi. Kota pesisir ini menurut gue layak banget untuk dijajaki dan menurut gue agak berbeda dengan Seoul (atau mungkin gue udah terlalu sering ke Seoul?).
Travel di Busan kali ini, gue naik yang namanya Buti, Busan City Tour. BUTI adalah istilah untuk hop-on-hop-off bus di Busan, yang membawa elu dari ujung ke ujung. Naik BUTI ini menurut gue worth it kalau memang waktu lo gak banyak, dan memang lo udah tau mau ke mana.
Ada 2 tempat yang gue highlight banget untuk gue kunjungi: Gamcheon Cultural Village sama satu lagi adalah sebuah kuil di pinggir laut yang namanya Haedong Yonggungsa. Sebenarnya ada juga opsi naik subway, sambung dengan bis. Tapi naik BUTI ini, langsung sekali naik, sampai di Fisheries Science Museum, dan jalan sedikit menyusur pantai yang indah banget. Jadi, karena gue udah pernah ke Gamcheon Cultural Village Maret 2019 yang lalu, untuk trip kali ini, tujuan utama gue adalah kuil yang satu ini.
It took me quite a while di kuil tersebut. Kayaknya sampai selesai jam makan siang, seingat gue. Pas pulang, gue mampir di Haeundae Beach, dan mulai menjajaki tempat tersebut. Di luar dugaan gue, pantai ini memang bagus banget. Well, pantainya sih menurut gue, Indonesia nggak kalah ya; cuman gue memang menemukan beberapa spot yang menurut gue menarik untuk diabadikan.
Haedong Yonggungsa
Gue nggak ingat kenapa tiba-tiba gue pengen ke sini. Tapi, gue udah beberapa kali pengen banget ke tempat ini. Menurut gue menarik banget, ada kuil yang dibangun di pinggir laut, dan kalau lihat dari banyaknya batu karang di sini, pastinya bagian laut yang ombaknya deras banget. Dulu, gue pernah bertanya-tanya, kenapa kok setiap gue melihat ada kuil, baik itu di negara mana pun, pasti pemandangannya itu bagus-bagus. Gue menarik kesimpulan ini, waktu gue ke Yunani pas gue sekolah di negeri seberang. Gue berpikir, wah, orang-orang yang membangun tempat-tempat penyembahan ini memang sepertinya ingin memastikan, bahwa yang mereka sembah, bisa melihat pemandangan terbaik di wilayah itu. Haedong Yonggungsa ini, tidak luput dari pemikiran gue itu.
Sewaktu gue jalan menuju ke Yonggungsa, gue melihat ada setumpukan batu-batu kecil di sebelah kiri gue. Sebenarnya gue melihat pemandangan yang sama waktu gue ke Bulguksa, Gyeongju. Gue berkesimpulan, bahwa ini adalah hal yang lazim dilakukan orang Korea yang berkunjung ke kuil. Kalau dilihat di google, ada yang bilang bahwa itu sebagai penanda kalau kita jalan di jalan yang benar. Ada lagi yang bilang bahwa itu adalah pelindung dari bad luck, dan mengundang hal-hal yang baik. Sejujurnya, gue nggak tau yang mana yang benar artinya. Bagi gue, ini adalah pemandangan yang menarik, yang menunjukkan bahwa manusia punya kemampuan untuk percaya.
Kuil ini kecil, cepat banget kalau mau mutar-mutar. Tapi yang membuat ‘betah’, bagi gue adalah warna biru laut yang match banget dengan nuansa kuil ini. Sayangnya memang agak susah untuk cari tempat untuk istirahat di sini. Ada sih, tapi kecil, jadi kalau lagi banyak orang yang berkunjung, mungkin jadinya nggak nyaman.
Haundae Beach
Setelah dari Yonggungsa, gue ke Haundae Beach, naik BUTI juga. Pantai ini menarik menurut gue. Pernah jadi lokasi syutingnya Running Man juga (penggemar berat!). Menariknya, di sini juga terletak beberapa spot yang menurut gue juga menarik. Contohnya adalah lokasi pertemuan APEC di tahun 2005. Menarik karena, lokasi ini pada akhirnya dibuat seperti museum. Sampai menu makanan untuk tamu aja, di-display di situ. Lengkap dengan bentuknya. Gue sampai geleng-geleng kepala. Entah sudah berapa banyak pertemuan internasional di Indonesia, tapi kok gue nggak pernah lihat museum kecil begini ya?
Setelah dari spot itu, perjalanan gue menyusuri garis pantai Haundae ini, lebih banyak merenungnya. Gue banyak duduk juga di bench yang ada di sepanjang track. Duduk aja, melihat jauh ke laut, think about the things that I need to think of. Sayangnya, waktu gue untuk strolling di sana, masih juga nggak cukup untuk gue menikmati Busan. Jam terakhir bus BUTI sudah tiba, padahal masih banyak banget yang harus dan bisa gue lihat.
Gue jadi berpikir, sepertinya gue nggak bisa nih bolak-balik Seoul-Busan-Seoul; mungkin gue harus tinggal beberapa hari di Busan. Atau mungkin, kita balik aja, jadinya nginap di Busan ketimbang di Seoul. Gimana? Good idea, kan?
ime'...
Comments