Seoul: A rest in a crowd
Seoul bagi gue adalah sebuah kota dimana gue bisa beristirahat di tengah keramaian. Atau mungkin, karena memang gue sering banget travel sendirian, jadi di mana pun gue bepergian selama gue gak mengerti bahasanya, gue selalu merasa beristirahat? Well, apa pun penyebabnya, gue menganggap Seoul itu tempat gue bisa beristirahat. Bisa jadi karena entah ini sudah kali yang ke berapa gue ke Seoul, jadi gue hampir hafal mau ke mana naik apa.
Kalau ke Seoul, gue memang selalu nginap di daerah yang sama, gak jauh-jauh dari Myeongdong. Tempat perhentian gue juga mirip-mirip. Kalau memang gue gak menjadwalkan diri gue travel ke luar Seoul, maka gue pasti akan memilih salah satu dari main palaces (gue suka dengan Gyeongbokgung dan Changdeokgung), plus Namsan Tower.
Gue suka dengan palaces, karena gue suka dengan beautiful buildings. Pada umumnya istana-istana itu pasti tata letaknya bagus-bagus. Ada tamannya, ada kolamnya, dan bangunannya megah. Salah satu cita-cita gue di traveling adalah bisa ngambil gambar Huwon section (Secret Garden) yang ada di Changdeokgung, di 4 musim yang berbeda: musim panas, semi, gugur, dan dingin. Sayangnya, gue cuman bisa memenuhi yang musim panas. Ada sih yang musim dingin, tapi itu peralihan. Oktober lalu, gue nggak kesampaian mengunjungi Huwon. Soalnya, gue memilih untuk duduk di sebuah tempat minum teh di Myeongdong, yang gue suka banget teh-nya. Namanya Osulloc. Anyway, itu cerita lain deh.
Kalau Namsan Tower, gue suka karena gue menemukan beberapa tempat di mana gue bisa duduk, pesan makanan/minuman, dan baca/nulis dengan waktu yang cukup lama. Bagi gue, itu cukup banget buat gue istirahat. Oh iya, satu lagi, toko-toko souvenirnya, jual stiker yang lucu-lucu banget. Haha…
Gyeongbokgung
Gue honestly tidak berencana datang ke sini Oktober 2019 yang lalu, gue pengennya ke Changdeokgung karena gue pengen mengunjungi Huwon di musim gugur. However, honestly gue sangat terpesona dengan gerbang depan Gyeongbokgung. Kalau lo keluar dari stasiun subway, lo akan melihat satu lapangan besar, seperti ruang di antara 2 gerbang utama. Waktu gue berkunjung kemarin, seperti ada pertukaran penjaga. Tapi, banyak banget yang nonton, jadi gue gak capture banyak.
Pemandangan yang gue suka banget adalah bagian yang ada kolamnya. Gue honestly lupa, apakah itu adalah main palace-nya. Di sampingnya, juga ada semacam taman kecil gitu, di mana gue bisa buka bekal makan siang gue, sambil capture beberapa foto. Tempat ini agak berbeda memang dengan Changdeokgung, but it’s equally pleasant. Mungkin the next time gue ke sini, gue beneran piknik kali ya. Bawa tikar, terus tidur di situ…
Namsan Tower
Gue pertama ke Namsan Tower sepertinya di tahun 2017 pertengahan. Itu adalah tahun pertama di mana gue memutuskan untuk melihat Korea Selatan lebih luas dan lebih jauh, sendirian. Waktu itu karena baru pertama kali, jadi yang keluar di pikiran gue adalah, “Cuy, setiap gue ke Songdo, harusnya gue bisa travel ke sini, mikir…” Yah, apa daya, penyesalan selalu datang belakangan, kalau datang di awal, namanya pendaftaran.
Kali berikutnya gue ke Namsan Tower, adalah dengan cara trekking. Sendirian juga. Sebenarnya jaraknya nggak jauh; tanjakannya aja yang curam. But, it was really really fun. Gue beberapa kali ke Namsan Tower, pengen mengulang jalur trekking, tapi terus akhir-akhir ini takut, karena jalur yang gue lewatin itu pada umumnya sepi. Dan gue juga harus akui, kondisi kesehatan gue di tahun 2018-ish, mungkin tidak berada pada titik yang ideal jadi gak bagus untuk kesehatan gue.
Gue terus terang gak pernah bosan ke Namsan Tower, walaupun banyak orang yang bilang tempat ini biasa banget. Biasa banget emang, tapi kalau kalian suka merenung ya, tempat ini bagus banget. Biasanya sih gue akan ngambil tempat duduk di sekitaran cafĂ© yang namanya A Twosome Place, di lantai yang ada hello kitty-nya (entah itu lantai berapa). Cari yang ada mejanya, terus gue bisa tenggelam dalam buku gue, lanjutin buat itinerary, baca Lonely Planet Korea, atau nulis jurnal. See, banyak banget emang kerjaan gue. Menu favorit gue adalah orange grapefruit tea. Oh my, itu enak banget sih buat gue wkwkwkwkkw…
Anyway, I would start or end my (holiday) journey in South Korea, in Namsan Tower. Entah mengapa, tapi itu seperti default. Atau bahkan, a pit stop, sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Gak lupa, stiker-stiker kiyut yang bisa gue beli entah sampe berapa pak bhahahahah…
I really think semua dari kita perlu yang namanya pit stop, a place and time untuk beristirahat. Untuk bisa mengevaluasi diri, melihat ke belakang dan berusaha untuk bangun lagi dari masa-masa yang mungkin nggak enak. Mungkin Seoul jauh ya, tapi untuk yang satu ini, bisa dilakukan di mana saja. I just wanted to point out, pentingnya beristirahat, real rest. Bukan pura-pura istirahat. If you don’t know how, just find it. Bukankah siapa yang mencari, dia akan mendapat?
ime’…
Comments