Cibuluh: Keindahan yang Tersembunyi

Dari sekian banyak perjalanan yang saya pernah lakukan, saya harus mengakui bahwa beberapa di antaranya 'disumbangkan' oleh tempat kerja saya. Lebih uniknya lagi, tempat kerja saya selalu berkontribusi pada pengetahuan saya tentang the untouchable Indonesia. Salah satu tempat yang saya kunjungi berkenaan dengan pekerjaan saya adalah Cibuluh.


Cibuluh terletak di antara Garut dan Cianjur, Jawa Barat. Perjalanan saya yang terbaru, awal Juli kemarin, malah menggunakan jalur Ciwidey langsung ke Cibuluh. Saya suka desa ini. Salah satu kriteria yang membuat saya suka sama sebuah desa adalah aksesnya. Menurut saya, semakin sulit desa tersebut diakses, semakin tinggi nilainya; karena itu artinya, nggak banyak orang yang tahu. Cibuluh sedikit banyak mirip dengan desa-desa di daerah pegunungan lainnya. Letak rumah-rumah yang sangat terpencar dan berjauhan, membuat perjalanan dengan menggunakan ojek, atau bahkan kaki, menjadi lebih banyak. Lebih rame' lagi, kalau hujan dan jalan-jalan setapak didominasi oleh tanah merah. Wew, welcome to the jungle then!


Cibuluh menjadi salah satu tujuan saya di pekerjaan, karena adanya mikrohidro yang dikembangkan oleh masyarakat dengan dana GEF sekitar 5 tahun yang lalu. Konflik pun mewarnai daerah ini di masa-masa tersebut; karena ternyata, Cibuluh pada saat itu masih banyak pembalak hutannya. Namun, akibat komitmen dan rasa memiliki yang cukup tinggi di masyarakat, hutan Pegunungan Simpang yang mendominasi desa Cibuluh, terjaga sangat baik dan kelangsungan air untuk keperluan mikrohidro pun tercukupi.


Saat saya berada di Cibuluh beberapa waktu lalu, saya mendapat begitu banyak informasi mengenai tanda-tanda hutan yang masih tergolong bagus. Bahkan, saya mendapati dari salah seorang peneliti keanekaragaman hayati, pernyataan bahwa hutan di Cibuluh tergolong hutan yang sangat baik. Hal ini disebabkan karena masih ditemukannya elang dan beberapa hewan lain yang tergolong langka.


Cibuluh kaya sekali dengan curug. Salah satu curug yang terindah menurut saya adalah Curug Sawer. Curug yang satu ini terletak di pinggir jalan dan tidak memiliki semacam kolam dimana orang bisa berenang dengan (sangat bebas). Tapi, curug ini memang terlihat sangat cantik dengan kemegahan dan kealamiannya.


Ketika saya berkunjung ke Cibuluh July lalu, saya juga melakukan trekking selama 3 jam sekali jalan (bolak-balik jadi 6 jam bukan? :D). Saya bisa melihat betapa indahnya Cibuluh. Mulai dari meniti jembatan gantung yang mudah sekali bergoyang, hingga langit biru yang jernih dan berarak menyemangati kami dalam melawan gravitasi.



Belum lagi pengalaman dijamu masyarakat setempat, yang kebetulan sedang mengadakan selamatan untuk anaknya yang sedang menikah. Menikmati penganan desa Cibuluh, terutama kripik singkong dan pisangnya yang membuat saya tidak bisa berhenti. Sayang sekali, Cibuluh belum bisa meng-ekspor penganan buatan mereka sendiri ke luar Cibuluh.


Saya nggak tau kapan saya akan kembali lagi ke Cibuluh. Namun, apa pun yang terjadi, saya tidak bisa menghindari bahwa masyarakat Cibuluh pernah ada dalam hidup saya, membuat saya bersyukur dengan keadaan saya yang sekarang; bekerja di sebuah lembaga not-for-profit, dan tidak menempati posisi seperti halnya teman-teman sejurusan saya ketika kuliah dulu. Saya menyadari, bahwa saya mengecap hal yang terindah yang mungkin tidak banyak orang bisa menikmatinya seperti saya.


Jangan pernah berpikir bahwa daerah terpencil itu jauh dari keindahan. Justru daerah terpencil itu, biasanya penuh dengan keindahan.

ime'...

Comments

fany said…
keren banget!! :)
ime' said…
keren yaaaaa :) ma' kasih :)
novee said…
kamu hebat sist!
mana lagi artikel ttg Cibuluh atau apapun ttg Cianjur Selatan?

curug nya apalagi ya namanya?
saya pingin datang Cibuluh dg bbrp teman, bisa bantu saya utk jelaskan transportasi-nya dg jelas?
secara saya gak punya kendaraan pribadi, jd harus benar2 putar otak spy bisa kesana.
mohon informasinya via email bolehya?
noveerasjid@yahoo.com

kalau ini pernah baca gak???
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/01/18/ada-cicak-vs-buaya-di-cibuluh/

thanx alot ya sist! great job!
ime' said…
hi Novee,

hehehe.. Pak Ridwan itu justru yang membawa saya ke sana :D

eniwei, ke Cibuluh itu pokoknya bisa ke Cidaun dulu, terus naik ojek ke Cibuluh. Atau, lewat Ciwidey, terus naik ojek atau naik kendaraan yang disebut dengan odong-odong. lebih jelasnya, kontak Pak Ridwan saja. karena saya juga kalo' ke sana selalu kontak Pak Ridwan :)
Unknown said…
Ak jg pengen tau donk, gmna cara ny menuju cibuluh ituu klo dari jakarta selatan ? Maklum ak org jauh, dari palembang.
& rncanya bulan februari ak mau ksna.

Mohon info ny yaa via email bole ya.
sagita39@yahoo.com
Unknown said…
wah ada aku juga rencana kesana nih tgl 27 besok, tambah semangat nih indah bgt liat cerita di blog ime
haturnuhun parantos mampir ka cibuluh, cibuluh bagi saya adalah tempat beristirahat dan berjuang,mari bermain d cibuluh sambil membawa sesuatu yang bermanfaat. by FKMCP

Popular Posts